Friday 21 March 2014

Catatan Pendakian Merbabu Via Chuntel


Memang setelah mendaki Gunung manapun pikiran jadi lega dan plong, seperti terhipnotis oleh keindahan di Gunung, terkadang diriku menyesal kenapa tidak suka gunung dari dulu sejak masih smp atau sma, memang baru akhir-akhir ini suka naik gunung, tepatnya tahun 2013 lalu, dan gunung Ungaran lah yang membuka mata hatiku. tercatat baru 4 Gunung yang baru aku daki, dan
Pendakian terakhir memiliki kisah paling indah dari kisah-kisah pendakianku sebelumnya. Gunung terakhir itu adalah Merbabu yang memiliki ketinggian 3142 Mdpl pada Puncak kentheng songo, dan merupakan Gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasional. Merbabu bagiku sungguh lebih dari kata mempesona mulai dari sunset, sunrise hingga banyaknya jalur yang bisa kita pilih. di jalur selatan ada Jalur Selo, di jalur utara tercatat ada 3 jalur resmi pendakian merbabu,

Ada Jalur Thekelan yang merupakan jalur tertua, Chuntel bila ingin jalur yang terpendek dan tercepat sampai puncaknya, Wekas yang merupakan favorit para pendaki, Puncaknya juga tak kalah banyak, selain puncak Kentheng songo ada Puncak Trianggulasi yang merupakan Puncak tertinggi, lalu ada Puncak Syarif dengan puncak terdekat bila dari Jalur utara. Di merbabu juga ada jembatan yang sangat terkenal, yaitu jembatan Setan walau tak seseram namanya tetap harus hati-hati bila kita ingin melwatinya, butuh keseimbangan dan konsentrasi agar tak jatuh di jurang yang ada di belakang kita. memang tak salah bila Gunung ini selalu menjadi favorit para pendaki, hingga ada yang naik berkali-kali.

Tanggal 7 Maret 2014 akan menjadi awal perjalanan yang tak akan pernah kulupakan, satu lagi Gunung yang merupakan favorit para pendaki berhasil aku daki bersama 5 sahabatku. cita-citaku untuk menggapai semua puncak tertinggi puncak jawa semakin mendekati kenyataan. Gunung itu adalah Merbabu yang merupakan Gunung yang mempunyai banyak puncak dan sejuta pesona yang sangat Mengagumkan. Singkat cerita kami berkumpul seperti biasannya di Pom Banyumanik, tempat biasa kami berkumpul sebelum melakukan travelling atau hiking. mungkin Pom itu akan selalu menjadi tempat bersejarah sendiri buat kami.

Sehabis kuliah tepat jam 9 malam kami berjanji bertemu, namun seperti biasa selalu tidak tepat waktu, alhasil kami baru berkumpul pada pukul 10 malam. semua pasukan telah berkumpul, oh iya dalam pendakian kali ini kami ditemani satu cewek yang katanya mau ikut mendaki, walaupun pada awalnya kami menolak, tapi karena dia sama cowoknya yang juga suka naik gunung, maka itu tidak jadi masalah lagi buat kami. Akhirnya setelah berunding kami memutuskan untuk lewat Cunthel yang base campnya ada di Kopeng salatiga, seperti biasa sebelum sampai base camp Makan dinihari menjadi kegiatan wajib, setelah belanja logistik di salatiga tepat jam 2 malam kami sampai di base camp cunthel, sedikit informasi Basecamp Cunthel bersebelahan langsung dengan Kuburan ....Hii sereeemm.......



Jalur Chuntel


Walaupun begitu bisa jadi Base camp cunthel adalah basecamp dengan fasilitas yang memadai, bagaimana tidak di basecamp cunthel ada Sleeping bag, Matras yang bisa dipinjam. selain itu kamar mandi juga sangat terawat, parkir motor ada didalam ruangan tersendiri. sangat memuaskan bagi kami para pendaki,. setelah lapor dan lain sebagainnya kami lanjut tidur untuk persiapan fisik besok pagi.



Basecamp Chuntel

Penampakan Gunung Andong dari Chuntel 

Setelah sarapan, mandi dan lain sebagainya pada pukul 10 pagi kami bergegas berangkat menuju tujuan kami untuk mendirikan tenda, Pos Pemancar atau Pos 4, walaupun kami tak yakin karena ada makhluk bernama cewek yang 0 pengalaman naik gunung, tapi kami tetap optimis bisa mencapai pos pemancar. konon katanya di pos pemancar kita sudah dapat melihat sunset dan sunrise, tapi itu juga tergantung cuacanya sih, waktu itu sih agak-agak mendung aduhai gitu, jadi kami sedikit  pesimistis, apalagi di pendakian-pendakian sebelumnya kabut selalu menjadi sahabat sejatiku alias gagal sunrise.


Ladang penduduk

Hampir sama seperti di Sumbing jalur pertama kami ditemani oleh ladang penduduk dan tanjakan pertama yang sangat menguras tenaga, setalah itu agak sedikit landai dan kurang dari 30 menit kami berhasil mencapai Pos bayangan.sangat menjengkelkan memang kenapa harus dibuat pos bayangan coba?? kenapa tidak langsung Pos 1 saja....huhu,  setelah rehat sejenak di Pos bayangan sekaligus foto-foto kami melanjutkan perjalanan menuju POS 1, perjalanan dari pos bayangan ke Pos 1 ini sangat menghabiskan energi dan tenaga, bagaimana tidak, jalurnya sangat menanjak dan rasanya tidak sampai-sampai ke POS 1. kami sampai istirahat ribuan kali untuk menaklukkan Pos 1, wajar arena ketinggian POS 1 sudah mencapai 2300 Mdpl, itu artinya lebih tinggi daripada gunung Ungaran, apalagi ada satu cewek yang sangat rebyek dan melatih kami untuk bersabar, untung ada monyetnya yang selalu sabar...hahaha..., bayangkan belum sampai POS 1 sudah masak Mie rebus, baru kali ini mungkin ada pendaki yang masak sebelum POS 1.


Foto bareng Pevita Pearce ....Hueeekkk

Setelah POS 1, perjalanan semakin berat. tapi daripada jalur-jalur di Gunung lainya jalur merbabu via Cunthel masih sangat bersahabat, apalagi saat itu cuacanya cerah dan sangat mendukung perjalanan kami. setelah berjalan kurang lebih 2 jam dan jutaan kali beristirahat akhirnya pada pukul 3 sore kami berhasil menggapai POS 2, sangat sore bukan ? Ya wajar lah namanya juga pendaki amatir :D . di POS 2 tidak lupa kami Sholat Zuhur sekaligus Jamak Ashar, kita tetap tidak boleh lupa pada siapa yang menciptakan Keindahan ini, tak lain tak bukan ALLAH Subhanahuwata'ala. apa kata orang bila kita ingin menikmati Ciptaan-Nya tapi melupakan Kewajiban Sholat....Bukankah begitu?? .....Oh iya di POS 2 juga terdapat mata air yang sangat alami dan jernih, kami tak lupa mengisi botol-botol kosong sekalian Wudhu.


Ambegan sik kang ....

Pos 2 kami tinggalkan setelah mengisi tambahan air yang ada di mata air Pos 2, kami bergegas menuju POS 3 atau Pos terakhir sebelum Pos pemancar, perjalanan menuju Pos 3 terasa sangat cepat karena jaraknnya memang tidak terlalu jauh dari POS 2, apalagi waktu itu ditemani mbak-mbak manis dari UNNES, semakin tak terasa lelahnya, alhasil tidak kurang dari 1 jam Pos 3 berhasil kami taklukkan, nampak kami sudah diatas awan dan tidak lupa mengabadikan momen bersejarah nan langka itu. setelah istirahat,tidur, makan roti, dan foto-foto gak jelas kami bergerak menuju pos tujuan kami mendirikan tenda yaitu POS pemancar.perjalanan menuju pos 4 sangat nge-trek, apalagi kami dikejar malam, tapi Allah menghadiahi kami sebuah keindahan-Nya. Keindahan itu adalah sunset yang sangat Luar biasa. rasa lelah, capek, lapar dan kedinginan seakan terbayarkan, di antara POS 3 dan POS pemancar inilah kami menghabiskan waktu yang sangat lama dengan foto-foto, memang sunsetNya sungguh sulit untuk ditinggalkan begitu saja, paduan gradasi warna dan awan sungguh mempesona. setelah sangat puas  menikmati sunset, kami melanjutkan perjalanan yang sebentar lagi sampai di POS pemancar. 

Kenang-kenangan Sepanjang POS 3 -  POS Pemancar


Sky .....

Sunset yang masih malu-malu

Mulai menampakkan Keindahannya ....


Kebersamaan saat sunset ....

Perfect .....

Wonderful

Lembayung awan senja ...

Menjelang Sunrise ....

Sunrise Pos Pemancar ....

Sempurna .....

Great moment ....

 Haru biru Ciptaan-MU 

 Saat MatahariMu meninggi .......

Lautan awan .....

 Heyy Si Kembar .....Sumbing Sindoro 

Yang biru tenda paling jelek itu tenda kami .....


Akhirnya kami sampai di Pos pemancar tepat pada pukul 06.30 malam, kami mendirikan tenda, memasak mie rebus dan terlelap di atas jutaan lampu kota salatiga. paginnya Sunrise sudah menyambut kami dengan keindahan dan kehangatan khasnya, lengkap sudah momen kami sebelum summit attack yaitu Sunset dan Sunrise. setelah masak sarapan pagi andalan kami yaitu Mie rebus lalu menyantapnya dan puas menikmati sunrise ala pos pemancar, kami bergegas menuju puncak tujuan kami, Kentheng songo dan Trianggulasi. kami start cukup siang, yaitu pukul 07.30, yang lain udah pada turun kami baru naik, biasa karena malas sudah menjadi sifat utama kami para pendaki amatiran...hehehe ....karena kecapekan teman kami yang cewek akhirnya menyerah dan tidak ikut kami menuju puncak...sayang sekali ya...eh alhamdullilah ding, itu artinya perjalanan menuju puncak tak ada waktu yang terbuang gara-gara cewek satu tengil itu (dalam hati) , tapi sampai pos 4 sudah merupakan pencapaian yang sangat mengagumkan untuk pendaki cewek pemula. trek yang kami lalui sangat bersahabat ....pada awalnya. pertama jalan menurun, landai ditemani bau belerang, lalu jalur sangat ngetrek menjadi teman kami selanjutnya. setelah berjalan 1 jam berjalan ada persimpangan puncak, yang ke kanan ke Puncak Syarif, sedangkan ke kiri menuju ke Kentheng songo dan Trianggulasi. kami memutuskan melwatkan Puncak syarif untuk menghemat tenaga. dari persimpangan butuh waktu 1 jam untuk sampai Puncak tertinggi Merbabu yaitu Trianggulasi kata para pendaki yang turun, tapi bagi kami 1 jam merupakan hal yang mustahil, untuk 1 jam biasannya kami habiskan buat foto-foto doang. sebelum menaiki bukit terakhir ada jembatan yang sangat terkenal di Merbabu, itu adalah jembatan setan, tapi ternyata tak seseram namanya, hanya jurang yang menjadi bumbu penyeram jembatan itu. justru setelah melewati jembatan setanlah tantangan yang sebenarnya, bukit curam harus kami lewati, terpeleset sedikit saja mungkin tak akan pernah ada tulisan ini -__-" , akhirnya atas izin Allah SWT kami berempat berhasil menggapai puncak Kentheng songo, di Puncak kentheng songo ini foto-foto menjadi ritual wajib, walau agak berkabut itu tidak mengurangi rasa syukur kami, setelah Puas di kentheng songo kami melanjutkan ke Puncak tertingginya yaitu Pincak Trianggulasi

Kenang-Kenangan Sepanjang POS Pemancar-Puncak Trianggulasi


Amazing......

Mempesona......

Awan mengintip........

Penampakan pos pemancar dari kejauhan ....

Wonderful.....

Amazing ....

 Jones.....Jomblo ngenes 

 Puncak mana Puncak ........

Ini dia Jembatan setan yang terkenal itu....

 Puncak Kentheng songo ....


Narsis di Puncak Kentheng songo .....

Kami berempat di Puncak Kentheng songo.....ilang 2


 Bunga indah apa namanya ??....

Bunga apalagi ini namannya ....??


 Wajah-wajah kepuasan....atau kehausan


2 Monyet penunggu Puncak ....romantiiss

Ini dia Sabana yang Via Selo 

Beautiful 

Cantiknya......

Bersama teman seperjuangan 

Edelweiss .....tak Indah namun abadi

Walaupun sampai di Puncak kabut sudah menutupi hampir semua puncaknya, itu tidak menutupi rasa puas dan syukur kami karena telah berhasil mencapai puncaknya dengan ditemani sejuta pesona Merbabu. di Puncak Kentheng songo ada batu berbentuk Lumpang yang berjumlah 4, tapi katanya sih bila kita mempunyai indra keenam akan melihat batu lumpang berjumlah 7, entah benar atau tidak aku tidak tahu, karena indraku hanya mentok diangka lima......huhu. selain itu terlihat sumbing dan sindoro, serta pucuk Merapi yang malu-malu menampakkan keelokannya menjadi penghias mata kami di Puncak Kentheng songo, dari Puncak Trianggulasi pemandangan indah Sabana via selo yang sangat terkenal membuat kami Takjub. Terimakasih Allah yang telah menciptakan Merbabu dan semua Keindahannya, aku tak akan pernah berhenti untuk mendaki puncak-puncak keindahan di Bumi pertiwi ini selagi masih muda dan mampu untuk melangkahkan 2 kaki ini kemanapun ia mau, mengikuti arah hati berbicara, hingga suatu saat nanti aku mempunyai tanggung jawab lain dalam mengarungi hidup, saat itulah aku baru akan berhenti

-Salam Lestari-





No comments:

Post a Comment