Friday 5 October 2018

Pendakian Gunung Argopuro Via Baderan-Bremi





ARGOPURO
Bayangan pertama yang terlintas di benak kita pasti Panjang Treknya. Ya, Argopuro adalah Gunung dengan Trek atau Jalur Pendakian terpanjang Se-Jawa, walau tingginya hanya  3.088 Mdpl atau masih kalah sama tingginya Merbabu atau Sindoro namun dengan total jarak tempuh 45 Km dari Basecamp Baderan ke Bremi atau sebaliknya membuat perjalanan akan terasa sangat Panjang dan melelahkan tentu saja

Perjalanan normal akan membutuhkan waktu 5 hari 4 malam dengan 4 kali Camping atau bongkar pasang tenda. itu termasuk perjalanan yang normal atau tidak menyewa jasa porter atau ojek. Mendaki Argopuro juga disarankan untuk lintas jalur baik berangkat dari baderan lalu turun ke bremi atau sebaliknya. Basecamp baderan ada di daerah Situbondo sedangkan bremi ada di Probolinggo

Basecamp Baderan

Sabtu, 22 April 2018
Malam  hari aku dan 3 orang rekan pendakianku sampai di BC Baderan dan berencana menginap di basecamp sebelum bergegas pada keesokan harinya. paginya kami menunggu rombongan yang terdiri 10 orang dari Surabaya yang nantinya akan melakukan pendakian bersama. BC baderan tidak seperti bc gunung pada umumnya, disamping sepi dan fasilitas seadanya, untuk menginap pun hanya muat untuk 10 orang. jadi apabila membawa banyak rombongan di sarankan untuk tidak menginap di BC

Minggu,23 April 2018
Day 1
Basecamp Baderan-Pos Mata Air 2
Hari itu nampak cerah karena memang sudah memasuki musim kemarau, rombongan dari surabaya juga sudah datang menggunakan mobil elf dengan 10 pasukan siap tempur medan argopuro, jadi lengkap sudah 13 orang yang akan menapaki setapak terpanjang se-Jawa. Pagi itu kami disibukkan dengan Registrasi yang di kenakan biaya 30 ribu per hari karena weekend. sedangkan untuk hari biasa biaya simaksi adalah 20 ribu per hari, total kami izin pendakian selama 3 hari jadi di kenakan biaya keseluruhan 70 ribu rupiah saja.

Setelah sarapan kami memutuskan untuk segera bergegas, karena jarak dari basecamp ke pos makadam cukup jauh kami direkomendasikan buat naik ojek dengan biaya 40 ribu rupiah. sebenarnya ojek bisa sampai Cikasur dengan biaya 350 ribu rupiah, tapi mengingat kami masih menghargai usaha diri sendiri dan memang budget mepet, kami memutuskan untuk naik ojeknya sampai Pos Makadam saja, oh iya Pos makadam ini adalah batas Vegetasi dengan ladang warga. apabila jalan dari BC ke pos makadam memerlukan waktu 4 jam an, dengan ojek cukup 30 menit saja.



Kami tiba di Pos Makadam pukul 10 siang, setelah semuanya lengkap dan berdo'a, tepat pukul 10.15 WIB kami mulai jalan. setapak pertama yang kami lalui sempit dan ada bekas motor yang menyulitkan langkah kaki, jalanan juga langsung menanjak walau tidak terlalu curam. Vegetasi masih sedang belum terlalu rapat. begitu mendekati Pos mata air 1 barulah vegetasi mulai rapat dengan tanjakan yang mulai menguras fisik dan stamina, beberapa kali istirahat karena panas terik juga biasanya awal pendakian fisik masih kaget apalagi jarang olahraga akhirnya kami tiba di Pos mata air 1 pada pukul 4 sore.

Setelah istirahat sebentar sembari melihat air terjun kami melanjutkan perjalanan menuju tujuan Camp site kami yang pertama yaitu Pos mata air 2. setelah pos mata air 1 ini jalanan lumayan nanjak masih dengan bekas sepeda motor dengan vegetasi yang sangat rapat. banyak percabangan juga yang lumayan agak membingungkan walaupun cabangan itu tetap tembus pada ujung yang sama. 2 jam kami berjalan akhirnya tepat pukul 6 sore kami tiba di Pos mata air 2. mendirikan tenda, mengambil air di sungai yang gak jauh dari camp site, masak-masak lalu kami terlelap di belantara Argopuro.



Day 2
Pos Mata Air 2 - Cikasur
Paginya seperti biasanya, Ngopi sambil udud ,mengisi perut , tak lupa kembali mengambil stok air untuk perbekalan ke Cikasur. setelah bongkar tenda tepat pukul 10 pagi kami melanjutkan Perjalanan ke target campsite berikutnya yitu Cikasur. Kontur jalan masih sama atau mirip-mirip seperti pos mata air 1 ke pos mata air 2, nanjak dan rapat. namun ada landainya juga walaupun tak banyak.

Sekitar 2 jam berjalan barulah kami tiba di Sabana kecil, di sini mulai ada bunga langka yaitu edelweiss juga verbena sebagai musuh abadinya. tak banyak pohon di sabana 2, tepatnya hanya ada 1 pohon buat berteduh dari teriknya matahari. lama kami beristirahat di bawah pohon yang lumayan besar ini sekedar menyantap roti atau choki2 sebelum melajutkan perjalanan ke Sabana besar.

menuju sabana kecil

Verbena pertama yang menyambut

Sabana Kecil

Dari sabana kecil ke sabana besar yang tadinya kami berpikir akan landai, justru salah besar. tanjakan tanpa bonus terus kami jumpai dengan kemiringan yang lumayan terjal. setelah tanjakan yang tiada henti barulah memutari bukit dan pohon-pohon tumbang yang harus kami lahap satu persatu. lumayan lama kami berjalan memutar, turun bukit sebelum akhirnya tiba di Sabana besar. total 3,5 jam kami habiskan dari sabana kecil ke sabana besar. 

Sabana Besar

Sabana Besar

Di Sabana besar ini, pemandanganya luar biasa indah. banyak ladang edelweiss di sabana yang membentang luas, juga verbena tentu saja. lumayan teduh buat istirahat karena banyak pepohonan sebelum memasuki sabana. 30 menit kami beristirahat di sini sebelum melanjutkan ke Cikasur. setelah melewati sabana besar kami kembali memasuki hutan, turun bukit, naik lagi, turun lagi, memutar dan masuk sabana, keluar sabana masuk hutan. begitulah seterusnya gambaran trek dari sabana besar ke Cikasur. tepat pukul 5 sore kami tiba di sungai cikasur yang bernama sungai qolbu, karena tak mau basah kami lebih memilih memutar di atasnya sebelum sampai cikasur.

Masih Sabana Besar

Menuju Cikasur

Cikasur here we go

Sampai di Cikasur kami langsung mencari tempat buat mendirikan tenda, dan pilihan kami tertuju di bawah pohon tua besar dengan area yang cukup untuk sekitar 10 tenda. setelah tenda berdiri kami segera ambil stok air di sungai cikasur lanjut masak untuk makan malam dan bikin kopi sambil bercanda ria tentu saja membicarakan perjalanan yang sudah dan yang akan kami lalui. malam itu cikasur tak telalu ramai, hanya ada 2 rombongan di tambah malam datang rombongan dari Surabaya yang lintas bremi baderan sehingga total malam itu cikasur hanya ada 3 rombongan pendaki. sepi bukan?

Berkabut di sabana tak bernama

ribuan verbena tumbuh liar

Masih menuju Cikasur

Setelah menyebrang sungai itu sampai cikasur

Namanya Sungai Qolbu, banyak salada airnya Coyy


Day 3
Cikasur-Sabana Lonceng
Pagi itu suara Burung Merak cikasur membangunkan tidur lelap kami, begitu bangun langsung disambut sunrise cikasur yang luar biasa indah. hamparan sabana di padukan dengan embun yang menyerupai asap sungguh mendamaikan sanubari. tak lengkap rasanya ke cikasur tanpa melihat burung merak, hari itu kami dinaungi keberutungan karena banyak merak yang menampakkan diri seolah-olah menyambut kehadiran kami

Ladies And Jentelman ....Cikasuurr

Itu Pohon Angker Coy namanya. . .

Agenda kami pagi itu adalah memasak salada air khas sungai qolbu cikasur yang katanya sangat enak dan mengandung banyak vitamin sekalian merasakan sensasi mandi di sungai cikasur yang lumayan membuat darah beku karena dingin luar biasa. setelah semua terlaksana dan packing sudah rapi, tepat pukul 10 pagi kami bergegas ke tujuan camp site kami selanjutnya yaitu sabana lonceng

Coy ...sumpah Salada airnya enak banget

Ini Cikasur saat Pagi....Wanjaay kan?

Masih tentang Sunsrengnya Cikasur Coyy

sory racun coyy

Cari bulu merak coyy

Untuk sampai ke Sabana lonceng ada beberapa pos penting yang harus kami lewati. pertama yaitu Cisentor, lalu rawa embik baru sabana lonceng. Perjalanan ke Cisentor sungguh melelahkan sekaligus menyenangkan. total ada 7 sabana yang harus di lewati dengan selang seling hutan sebagai pembatasnya. di setiap sabana ini selalu ada banyak Edelweiss dan Verbena yang seakan berperang merebut daerah kekuasaan untuk dapat survive. Just WOW, mungkin di Gunung lain sabana-sabana ini sudah menjadi ikon, tapi karena terlalu banyak sabana dan kalah beken dari cikasur, sabana-sabana indah ini jarang terekspose.

Tim gontai

Oke Lanjut Cisentor...

Cikasur dari atas coyy ....Wanjaayy kan?

Selain sabana, yang kami ingat dari perjalanan ke cisentor adalah panas dan tumbuhan jancukan, ya tumbuhan jancukan yang merupakan khas argopuro begitu banyak disekitar jalur yang kami lalui. jika terkena jancukan ini kulit akan terasa gatal dan katanya sembuhnya cukup lumayan lama

Menuju Cikasur, Rapet coy . ..

Setelah menuruni bukit yang lumayan curam akhirnya kami sampai di cisentor. cisentor ini berupa sungai yang ada shelternya. walau tak sejernih sungai qolbu cikasur, airnya tetap jernih dan bisa buat diminum, bagi yang merasa ingin BAB, sungai di cisentor adalah lokasi paling nyaman. 1 jam kami beristirahat di cisentor sebelum pukul setengah 2 kami bergegas menuju rawa embik

Cisentor

Setelah tadi ke Cisentor perjalanan menurun, maka gantinya adalah perjalanan naik ke rawa embiknya. dan bagi saya pribadi ini adalah episode paling melelahkan setelah 3 hari perjalanan, nanjak nanjak dan nanjak, tak ada bonusnya dan rumput liar sangat rapat. itulah santapan kami waktu itu. hal yang tak kami duga terjadi di sabana sebelum rawa embik, kami di hadang babi hutan berjumlah 6 yang untungnya mereka yang lari. haha

Menuju rawa embik

Akhirnya tepat jam 5 kami sampai di rawa embik, di sini adalah kesempatan terakhir mengambil air karena di sabana lonceng tidak ada air, ada lagi nanti di Danau Taman hidup. maka untuk mengurangi beban air kami putuskan masak di rawa embik tanpa camp, sehingga nanti di sabana lonceng tidak perlu masak lagi. air hanya untuk minum dan kehidupan di pagi harinya.  hari mulai gelap, setelah selesai makan kami segera bergegas menuju sabana lonceng

Rawa embik
Perjalanan menuju sabana lonceng lumayan nanjak terjal, ditambah hari mulai gelap dan dingin yang menusuk tulang karena sudah di ketinggian 2500 an mdpl. 45 menit kami berjalan setelah akhirnya menginjakkan kaki di Sabana Lonceng. sampai sabana lonceng pukul 6.30 sore langsung buka tenda dan seperti biasa bikin kopi dan ngobrol2 dengan tenda tetangga setelah akhirnya terlelap di dinginya sabana lonceng



Sabana Lonceng


Day 4
Sabana Lonceng - Puncak Rengganis - Puncak Argopuro - Danau Taman Hidup
Pagi kesiangan seperti biasa, kami langsung bikin kopi dan udud-udud sembari beradaptasi dengan dinginnya sabana lonceng, setelah merasa pewe, pukul 7 pagi kami bergegas menuju Puncak pertama dari 3 puncak yang akan kami singgahi, yaitu Puncak Rengganis

Perjalanan dari Sabana lonceng ke Puncak Rengganis memakan waktu 30 menit dengan medan cukup lumayan terjal, tapi karena tidak membawa beban ceril tentu saja lebih ringan. pukul 7.30 WIB akhirnya kami resmi tiba di Puncak Rengganis. kesan pertama dalam benak saya tentang Puncak Rengganis adalah "BEDA". ya Beda, Puncak Rengganis beda dari puncak gunung-gunung lain yang pernah aku singgahi, apa yang membuat beda?? jawabannya adalah karena di Puncak Rengganis ada bekas bangunan semacam bekas bangunan Istana, yang konon katanya adalah Istananya Dewi Rengganis, itulah kenapa Puncak ini dinamakan Puncak Rengganis. dan nama Argopuro sendiri berasal dari kata ARGO: Gunung, dan PURO yang berarti ISTANA. jadi dapat diartikan bahwa Argopuro adalah Gunung yang ada istananya, dan Istananya ini ada di Puncak Rengganis

Menuju Rengganis

Puncak Rengganis

Pusara Dewi Rengganis


Di Puncak Rengganis dapat melihat semua gunung yang ada di Jawa timur, di sini juga dapat melihat Merak yang berterbangan jika beruntung, hal unik lain dari Puncak Rengganis ada makam yang konon katanya makam Dewi rengganis walaupun kebenarannya masih dipertanyakan. Kami di Puncak Rengganis sekitar 1 jam an sebelum akhirnya turun kembali ke Sabana Lonceng

Makam beneran gak sih?

Kusammania

Dari sabana lonceng kami langsung saja menuju Puncak berikutnya yaitu Puncak tertinggi dari Argopuro, yang bernama Puncak Argopuro tentu saja. perjalanan menuju puncak argopuro hampir sama dengan perjalanan menuju puncak rengganis hanya lebih panjang dan lebih terjal sedikit. akhirnya dengan nafas yang ngos-ngosan tepat Pukul 9 kami tiba di Puncak Argopuro dengan ketinggian 3088 Mdpl.

Puncak

Tim Komplit

Pasukan paling belakang

Setelah puas foto-foto kami melanjutkan perjalanan menuju Puncak Hyang, di Puncak Hyang ini terdapat Arca Ganesha yang sudah tak ada kepalanya karena ulah tangan jahil, oh iya, perjalanan dari Puncak Argopuro ke Puncak Hyang memakan waktu 10 menit dengan trek menurun, sepanjang perjalalanan ke puncak hyang akan dimanjakan oleh landscape Danau Taman hidup yang terlihat dari ketinggian

Danau taman hidup dan semeru dari bawah Puncak

Arca yang kepalanya hilang

Puncak Hyang
Setelah puas di Puncak hyang kami kembali lagi ke Sabana Lonceng, memasak perbekalan yang masih tersisa hingga tepat pukul 10.30 kami bergegas melanjutkan ke Danau Taman Hidup. perjalanan ke Danau taman hidup lumayan melelahkan di bagian lutut, karena turunan yang sangat curam dan tajam. namun akan ditemani oleh rimbunnya edelweiss dan semilir hutan pinus yang akan membuat perjalanan sangatlah nikmat walaupun lelah melanda

Ada saatnya kau jenuh dengan Duniamu. . . .

Sebelum danau taman hidup akan ada Pos Cemoro Sewu, lalu melalui Hutan Lumut yang lumayan mencekam, hingga ahirnya tepat pukul 5 sore kami tiba di danau Taman Hidup, meletakkan Ceril lusuh, segera berlarian menuju Danau taman hidup seperti anak yang berlari ingin menghampiri Ibundanya. Kesan pertama tentang Danau Taman Hidup adalah "DAMAI"

Hutan Lumut sebelum taman hidup

Ya, suasana yang begitu damai dan menenangkan seketika saat memandang Danau yang sangat ikonik ini, sembari mengingat betapa lelah dan nikmatnya perjalanan yang sudah kami lalui, dan sekarang semua itu akan segera berakhir, berpisah dengan belantara Argopuro, kembali ke Peradaban yang menjemukkan juga tentang relita yang kadang menjengkelkan

Damai coy . .
sedih mau pisah

Pagi itu

DAY 5, Danau Taman Hidup-Basecamp Bremi
Pagi itu kami akan segera berpisah dengan Argopuro, karena itu adalah hari terakhir dari perjalanan 5 hari 4 malam yang paling berkesan. ada perasaan unik dan haru, namun juga ada perasaan senang karena akan kembali ke rumah. walaupun betah di belantara argopuro, rumah adalah tempat yang harus kita untuk kembali.singkat saja setelah berkemas, Pukul 10 pagi kami bergegas menuju basecamp Bremi

Perjalalanan dari Danau Taman Hidup terus menurun dan banyak sekali percabangannya, kalau tidak hati-hati kita bisa saja terpleset. setelah menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam dengan berulang kali istirahat, tepat pukul 3 sore kami akhirnya sampai di Basecamp Pak arifin di Bremi. lelah yang sungguh nikmat, perjalanan 5 hari 4 malam menyusuri belantara Argopuro yang sunyi dan menyenangkan.

Foto-foto Lainnya :













TERIMAKASIH KALIAN

Terimakasih Argopuro atas sambutan hangatnya selama 5 hari 4 malam, lain waktu semoga bisa mengunjungimu kembali.

SALAM RIMBA!!

Official IG Penulis @dhita79


















No comments:

Post a Comment