Berpetualang adalah suatu hal yang demokrasi, artinya bisa kita lakukan dengan cara apa saja asal kita menikmati setiap prosesnya. petualangan adalah hal yang sangat erat dengan usia muda karena biasanya masa muda adalah masa-masa gila yang mengalahkan segala kemungkinan dan kekhawatiran demi suatu tujuan yang biasanya berhubungan dengan tempat-tempat indah dimana Ia tumbuh dan menghabiskan masa mudanya.
Petualanganku kali ini ditemani dengan kuda besi tua pabrikan Yamaha keluaran tahun 2009, menyusuri bagian ujung timur Pulau Jawa sejauh 600 Km lebih, itulah jarak yang tertulis di Map. sehingga PP kami akan menempuh jarak 1000 km lebih menggunakan sepeda motor. bersama temanku berkelana mencari tanah untuk ditinggali jejak masa muda kami. Banyuwangi adalah tujuan kami berdua karena kami mendengar kabar lewat berbagai media sosial bahwa Banyuwangi dan sekitarnya mempunyai tempat-tempat indah yang sayang untuk dilewatkan.
Tujuan utama kami adalah Kawah Ijen yang eksotis dan Taman Nasional Baluran yang konon katanya adalah Afrika Van Java, selain itu tujuan lain kami adalah ingin menikmati Pancaran Matahari pertama di Pulau Jawa. berbeda dari kegiatan mendaki Gunung yang harus ribet packing segala macam, touring menggunakan motor yang harus dipersiapkan adalah segala perlengkapan yang menunjang perjalanan melintasi aspal seperti oli rantai, obeng, jas hujan, kaos tangan, pelindung dada, masker, dan lain sebagainya. sebelum digeber ribuan kilometer tentu saja motor harus service dulu agar fit dan tidak ada kendala yang menghambat perjalanan kita nantinya.
-Sabtu, 26 November 2016, Start Perjalanan, Magelang-Kawah wurung
Bila mendaki Gunung ada banyak cerita bervariasi saat kita di perjalanan, maka sebaliknya saat touring tak banyak yang bisa diceritakan selama perjalanan , mungkin mampir di warung kopi dan ngobrol ngalor ngidul dengan pemilik warung, atau dengan takmir masjid saat kita beristirahat untuk sholat maupun istirahat. selebihnya hanya rasa capek dan bosan selama di perjalanan berjam-jam. kadang juga misuh-misuh karena jalanan yang berlubang plus polusi udara dari kendaraan-kendaraan raksasa yang menjadi teman perjalanan. singkatnya kami tiba di pasuruan dan beristirahat di Pom bensin sekitar pukul 9 malam setelah nyasar ke Surabaya dulu yang harusnya belok ke arah mojosari yang merupakan jalur utama.
Menghabiskan waktu 3 jam di Pos bensin kami bergegas kembali pukul 12 malam, susasana malam itu gerimis agak deras membuat mood dan pikiran tambah capek saja setelah menempuh jarak 200 km lebih, tapi perjalanan harus terus dilanjutkan. setelah pasuruan kami harus melewati probolinggo sebelum ke arah Situbondo yang seakan tak habis-habis. pukul 5 pagi kami sampai di pertengahan jalan Situbondo dan beristirahat sambil Sholat shubuh, jam 6 pagi kami melanjutkan perjalanan tetapi nampaknya rantai motor minta di kencengin. Tujuan kami yang pertama sebenarnya adalah langsung ke kawah ijen untuk menyaksikan Blue Flire malam itu juga, tetapi karena fisik yang tidak mampu akhirnya kami harus menerima kenyataan untuk melewatkan momen malam itu, setelah ngobrol dengan pemilik bengkel ternyata kami nyasar lagi, harusnya untuk menuju kawah ijen belok ke arah jember lalu naik ke arah Bondowoso, sedangkan setau kami dekat lewat Banyuwangi. walhasil kami terpaksa memutar balik sekitar 20 Km untuk ambil arah ke Jember.
Pukul 8 Pagi kami berdua baru naik ke arah kawasan kawah, ternyata jarak yang kami lalui tidak sesingkat bayangan kami, pukul 11 siang kami baru tiba di kawasan wisata, sehingga kami menghabiskan 4 jam sejak dari Situbondo. Sarapan sejenak lalu kami bergegas untuk sepakat mampir ke Kawah wurung yang katanya Indah akan sabananya. pukul 11.30 Siang kami sampai di Kawah wurung dilanjutkan dengan menikmati Keindahan dan tentu saja sambil mengabadikan momen berharga ini. setelah puas kami melanjutkan perjalanan naik ke tujuan utama kami yaitu kawah ijen, tetapi sayang karena kesalahan informasi yang kami dapatkan, ternyata kawah ijen tutup pada pukul 12 siang dan baru buka kembali pada pukul 1 malam, kami tiba pukul 12.30 siang, sedangkan setau kami kawasan wisata ini buka full 24 jam. akhirnya setelah nego dengan petugas tetap tidak diperbolehkan untuk mendaki siang itu juga dengan alasan gas yang beracun dan cuaca yang tidak mendukung.
kawah wurung |
Landscape |
-Minggu, 27 November 2016. Kawah Ijen Failed- Taman Nasional Baluran
Setelah tidak diperbolehkan masuk, kami mencari jalan lain untuk tetap masuk tanpa melewati pintu gerbang, karena kami tidak mau menunggu sampai pukul 1 malam dan benar saja ada jalan semak-semak yang menuju ke jalur pendakian. setelah di rasa aman dari pantauan petugas entah kenapa kami berdua nekat. tak lama menyusuri semak belukar kami sampai juga di jalur pendakian setelah pintu pagar. berjalan tanpa dosa setelah dirasa aman ternyata petugas sedang patroli dan memergoki aksi nekat kami, dengan tampang cengar-cengir setelah mendapat teguran akhirnya kami kembali dengan misuh-misuh di dalam hati. tanpa basa-basi kami langsung cabut menuju Taman Nasional Baluran.
Turun menuju banyuwangi saat it sudah pukul 3 sore, sedangkan Taman Nasional Baluran tutup pada pukul 4 sore, lagi-lagi kami harus kemrungsung mengejar waktu agar bisa masuk ke kawasan pada sore itu juga, karena tujuan kami adalah nge-camp bermalam di Pantai Bama, pantai yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Baluran. beruntung setelah kalang kabut kami masih sempat mendaftar untuk masuk pada sore itu juga. kami langsung masuk ke kawasan Taman Nasional dengan hati lega, disambut oleh kicauan burung dan berbagai satwa terutama kera pada sore itu. jarak tempuh dari loket pendaftaran menuju sabana ternyata lumayan jauh dengan jalanan yang rusak parah. kami baru sampai di sabana bekol pada pukul 5 sore.
Pantai Bama |
Foto-foto sebentar lalu melanjutkan perjalanan ke Pantai Bama, sampai di Pantai langsung di serbu oleh pasukan kera yang lumayan banyak, kera ini ganas dan sealu merebut bekal kami. baru berjalan beberapa langkah dari parkiran motor untuk mencari spot camping, kami ditegur penjaga pantai yang intinya tidak diperbolehkan camping di Pantai Bama, dengan alasan banyaknya kera dan seringnya macan kumbang piknik ke sekitar pantai. akhirnya setelah foto-foto dengan wajah lesu kami kembali keluar untuk akhirnya mencari penginapan disekitar Taman Nasional Baluran, waktu itu tidak salah 50 ribu per anak. termasuk murah untuk membuat badan kami yang sangat lesu ini beristirahat.
-Senin, 28 November 2016. Pantai Pandean - Taman Nasional Baluran- Kawah Ijen
Setelah menghabiskan malam di penginapan, paginya kami berencana menikmati Sunrise van Java atau matahari pertama di Pulau Jawa, setelah tanya-tanya dengan pemilik penginapan, kami disarankan untuk ke Pantai Pandean, spot sunrise terdekat dari penginapan. pukul 5 Pagi kami sudah berada di Pantai Pandean sembari menunggu sang Surya menampakkan batang hidungnya.
Selepas dari pantai dan sarapan pagi kami kembali masuk ke Taman Nasional Baluran melunasi hutang kami sore kemarin, menyaksikan keindahan Baluran dari Menara yang membuat kami bisa memandang jauh ke segala penjuru Taman nasional. nampak elok di ujung sana lautan dan pulau bali, lalu ada Gunung-gunung dan berbagai satwa yang menghiasi pemandangan kami. 2 jam kami menghabiskan waktu di sana yang sangat sepi karena masih pagi dan hari kerja. pukul 9 pagi kami keluar dan beristirahat di penginapan sampai pukul 12 siang.
Setelah itu kami mampir sejenak ke Pulau Bali tetapi hanya sampai Gilimanuk karena motor saya titipkan di Pelabuhan ketapang, karena tiket menyebrang untuk 1 orang hanya 6 ribu rupiah saja, lumayan untuk membunuh waktu menunggu malam yang akan kami gunakan untuk kembali ke Kawah ijen karena rasanya sayang kalau belum naik ke kawah ijen. setelah menyebrang kami kembali pada waktu maghrib dan bergegas naik kembali ke kawasan kawah, sampai lokasi kawah ijen baru pukul 9 malam sehingga kami harus menunggu 4 jam an sambil ngopi dan ngobrol dengan gaet disana.
-Selasa, 29 November -Rabu, 30 November 2016 . Kawah ijen-Perjalanan Pulang
Pukul 1, selasa dinihari akhirnya kami naik ke kawah ijen, bersama ratusan pendaki lainnya yang lumayan ramai dan para petani belerang. 3 jam an kami mendaki karena fisik yang sudah sangat terkuras, pukul setengah 5 baru kami sampai di dekat Blue fire yang sangat mempesona yang konon katanya hanya ada dua yaitu di Islandia dan disini, kami menikmatinya dari jarak yang sangat dekat. sebenarnya kami diperingatkan untuk menyewa masker khusus oleh para gaet tapi kami nekat untuk hanya menggunakan masker biasa dengan sedikit meremehkan.
salah satu fenomena blue fire |
Akibatnya karena kami terlalu dekat dengan kawah, yang tadinya asap kawah ke arah lain, secara mendadak memutar balik ke arah kami. pengalaman yang sangat mengerikan waktu itu kami susah bernafas dan dada sesak oleh asap belerang, akhirnya setelah batuk-batuk kami bisa kembali bernafas lega dan memutuskan untuk naik ke puncak ijen, berfoto ria dan menunggu kabut pergi untuk menyaksikan keindahan danau dari ketinggian lumayan lama juga. kami baru turun dari puncak pukul 9 pagi, dan baru sampai di basecamp pukul 11 siang. setelah 2 jam an istirahat kami bergegas pulang. kami memilih jalur melewati jember dan melewati basecamp Gunung raung di kalibiru dengan dihajar hujan yang sangat lebat.
penampakan para petani belerang |
hulk |
sisi lain kawah ijen |
Beberapa kali beristirahat di jember dan probolinggo kami terus memaksakan berkendara, akhirnya fisik kami tidak mampu lagi melanjutkan perjalanan dan tumbang di Pauruan, kami bermalam di Masjid Pasuruan dan melanjutkan perjalanan pulang pada keesokan harinya, tidak melewati Sidoarjo atau Surabaya, kami langsung menuju arah Mojosari lalu menuju Jombang. setelah menempuh 10 Jam perjalanan dari Pasuruan, akhirnya kami tiba di Magelang pada pukul 3 sore ditengah Guyuran Hujan yang lebat.
Sang Penjelajah dari Tengah |
-SALAM SATU ASPAL-
No comments:
Post a Comment