Saturday, 28 November 2015

Menapaki Atap Jawa Tengah, Gunung Slamet 3.428 Mdpl via Bambangan Purbalingga



Akhirnya sebuah cita-cita sederhanaku dalam dunia alam bebas terwujud, yaitu menapaki atap-atap tertinggi di jawa tengah plus atap tertinggi jawa Mahameru. anehnya kepingan puzzle terakhir justru baru telaksana bulan ini, November 2015. Ya kepingan itu adalah Gunung Slamet yang baru saja sedikit marah dan membuat pendakian ditutup total untuk semua jalur selama hampir 1,5 tahun. Pendakian resmi baru dibuka pada Agustus 2015 kemarin walaupun banyak juga pendaki yang nekat mendaki sebelumnya.


Gunung Slamet adalah Gunung tertinggi di Jawa Tengah dengan ketinggian 3.428 Meter diatas permukaan laut, untuk jawa Ia hanya kalah dari Semeru dengan ketinggian 3.676 Mdpl. ada berbagai jalur untuk mendaki ke Puncaknya, tapi yang paling tenar ada dua yaitu melalui Gucci di Kabupaten Tegal dan Bambangan di Kabupaten Purbalingga. pendakianku kali ini memilih lewat jalur Bambangan yang mudah aksesnya dan tentu sudah sangat tidak asing di telinga para pendaki.


                            


Pada kesempatan ini aku yang hanya dengan dua temanku memilih perjalanan siang daripada biasanya yang lebih sering perjalanan malam mengingat Gunung ini besar dan sedang musim penghujan. selain ada perbincangan unsur mistis yang kuat dikalangan pendaki, ekosistem hutan dengan pohon-pohon tua yang sangat mempesona juga menjadi pertimbangan kuat kami memilih perjalanan siang.

Kami tiba di Basecamp pada jum'at malam dan start mendaki sabtu pukul 9 pagi setelah sebelumnya mengurus perizinan. Perjalanan menuju Pos 1 sama seperti Gunung-gunung lainya didominasi oleh perkebunan warga pada kanan kiri lajur pendakian yang masih setapak rabat beton. setelah habis kebun warga akan disambut oleh ribuan pohon pinus dengan suaranya yang indah bak sebuah simphony karya Alam.



Kita akan dikejutkan oleh pedagang yang sudah nangkring di POS 1 dengan jajanan yang didominasi buah-buahan segar penggoda rasa haus, selain buah-buahan seperti semangka, nanas, melon juga ada gorengan sampai air mineral dan makanan kecil. setelah POS 1 perjalanan menuju POS 2 sudah mulai didominasi pohon-pohon besar yang tua. kira-kira dibutuhkan waktu 2 jam dari POS 1 sampai Pos 2 untuk perjalanan santai. di Pos 2 juga masih sama akan ditemui beberapa pedagang yang mencoba mengais rezeki.







Setelah Pos 2 pendakian akan sedikit berat karena medan semakin curam ditambah stamina yang mulai terkuras, oh iya apabila beruntung kita juga bisa melihat monyet asli penghuni Slamet dengan warna bulu-bulu yang gelap, monyet ini sangat pemalu pada para pendaki sehingga hanya sedikit pendaki yang dapat menjumpainya, saya termasuk beruntung bisa menjumpainya. di butuhkan 2 jam perjalanan untuk mencapai POS 3.

Perjalanan dari Pos 3 menuju Pos 4 juga masih sama di dominasi oleh pohon-pohon tua yang benar-benar eksotis dan apabila ada yang peka terhadap hal-hal mistis mungkin aura mistis gunung slamet akan mulai terasa antara Pos 3 dan Pos 4, aura kemistisan itu akan mencapai klimaks pada Pos 4 yang bernama Pos Samaranthu atau menurut warga sekitar artinya hantu yang tak terlihat. wajar bila jarang ada pendaki yang mau rehat membangun tenda di Pos ini, biasanya pendaki akan membangun tenda di Pos 3 atau Pos 5.





Bagi pendaki yang memilih latar siang sebagai waktu pendakian biasanya setelah melewati Pos 4 hari akan mulai gelap, dan ada banyak opsi camp yaitu di Pos 5 atau tetap melanjutkan sampai Pos 6 atau Pos 7, berhubung di Pos 5 sudah penuh dengan tenda kami hanya rehat sejenak sambil mengambil air. karena di Pos 5 inilah ada sumber mata air waktu musim penghujan. dibutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk menuju sumber mata air, jadi PP bisa memakan waktu kurang lebih 30 menitan. waktu tempuh dari pos 4 sampai pos 5 hanya 30 menit, itu juga berlaku antara pos 5 ke 6 dan 6 ke 7. jadi setelah mengisi air dan sholat kami memutuskan untuk membangun tenda di Pos 7.


Kami sampai Pos 7 sekitar pukul 20.30 WIB, lalu membangun tenda, memasak untuk asupan gizi kami lalu tertidur pulas di bawah jutaan bintang dan di atas lautan lampu kota purbalingga. kami tidur cukup nyenyak malam itu hingga terbangun pukul 3 pagi dan bersiap untuk summit attack menuju atap Jawa tengah.










Dari POS 7 sampai Puncak masih melewati 2 pos lagi yaitu pos 8 dan Pos Pelawangan atau Pos 9. waktu yang dibutuhkan dari Pos 7 menuju puncak kira-kira 2 jam. setelah Pos 9 perjalanan akan sedikit berat karena banyak batu kerikil dan Pasir yang sangat tajam, jadi sangat disarankan agar memakai Sepatu Gunung. setalah berjuang sedikit berat Syukur Alhamdullilah kami bertiga bisa menggapai Atap Jawa tengah tanpa halangan suatu apapun. 















2 jam lebih kami menikmati keindahan di Puncak, berfoto ria dan memandang kawah yang benar-benar indah dan mengerikan. akhirnya pukul 8 pagi kami berjalan turun menuju Pos 7, memasak bekal dan menikmati kopi susu sebelum prepare untuk perjalanan turun. kami start turun dari Pos 7 sekitar pukul 11 siang dan tak seperti waktu naik yang hampir sehari, hanya butuh waktu 5 jam untuk kami sampai di Basecamp bambangan dengan selamat dan kepuasan yang tak terkira.

Mendaki pada intinya adalah selalu pulang kembali ke rumah dengan selamat, tapi dengan niat menikmati CiptaanNya dan cara itu benar-benar dinikmati harus dengan sikap-sikap yang terpuji. terutama karena mendaki akhir-akhir ini sedang menjadi Tren. jadi alangkah baiknya jaga tangan dan pikiran dari VANDALISME terhadap Objek apapun !! dan selalu Bawa Turun sampah kalian.

-SALAM LESTARI-

No comments:

Post a Comment